DUNIA KU DUNIA SAGARA

MY LIVE MY LOVE AND MY SOUL

October 30th, 2011

Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Thousand Years

Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

My Precious Gift

Lilypie - Personal pictureLilypie Pregnancy tickers

Friday, June 29, 2012

Jejak Petualang "Versi Trip In Sumedang"



Jadi ini pengalaman kali ke dua gue harus menjadi enumerator, kali ini  gue  dapat tugas bareng 4 temen enumerator dan 3 supervisor (field researcher). 2 teman enum ini freelance dan gak kerja di kantor  gue 

Tugasnya tentang studi STBM "Sanitasi Total Berbasis Masyarakat" atau CLTS "Community Led Total Sanitation" di 3 kabupaten di 3 provinsi yaitu Sumedang (Jawa Barat), Lembata (NTT) dan Muara Enim (SumSel). Di setiap kabupaten kita harus penelitian ke 4 desa dengan status ODF - Open Defecation Free (bebas buang air besar sembarangan), Non ODF, Slippage ODF (dari ODF kembali menjadi non ODF) dan desa ODF tanpa program STBM.


Nah, 3 supervisor ini jd koordinator di 3 kabupaten "E sebagai kord Sumedang, A sebagai kord Lembata dan S sebagai Kord M.Enim. Lalu  gue  beserta 4 teman  gue  bakal dibagi jadi 2 tim. Tim Sumedang ( gue  n Lina dibantu Hira dan Hetty ), Tim M.Enim (Hira dan Hetty) dan Tim Lembata ( gue dan Lina ). 

bersama Hira, perjalanan menuju Desa Sukawening.
okey waktu itu awal mei,  gue  dan Hira berangkat ke sumedang naik bus, sampai di cileunyi kita berdua ketemu Lina dan Hetty. Lalu lanjut ke sumedang dan mencari hotel untuk menginap. Hotelnya sih biasa dan  gue  lupa namanya, yang pasti harga 150an buat berempat klo gak salah hehe. Malemnya kita meeting sama spv buat rencana besok, hmm agak deg2n deh soalnya spv khusus Sumedang ini jutek dan serius banget.



Esok harinya,  di desa pertama - desa sukawening Kec. Ganeas. ternyata langsung turun lapang setelah ketemu sama sanitarian... wuiiiiih pengalaman banget ya, wawancara rumah tangga (warga) secara langsung.. harus probing (menggali informasi sedalam mungkin) dan tdk boleh leading (mengarahkan responden agar menjawab yg kita mau). so far temen2 enum baik, cm ada beberapa yang gak mau berbagi pengalaman dengan  gue , jd hanya mau unggul sendiri. gpp sih namanya jg kerja yah. 

Bersama teman-teman Enum dan kader
di Desa Sukawening, Kecamatan Ganeas.
sore saat pengecekan kuisioner, adalah masa2 gak enak.  gue  yg masih nubie, banyak salah dan byk kekurangan dalam pengisian kuisioner. plus si spv kord "E" sumedang juteeek bgt. ngasih tau kesalahan tp gak mengajarkan atau gak kasih solusi biar gak salah lagi. suasana jadi bener2 gak enak. untung ada si A, dia bisa ngejelasin letak salah  gue  dan teman2 dimana dan kasih solusi so hasilnya mank besok kuisioner kita lebih baik dari hari pertama. 

ini rumah ibu kader
tempat gue dan enum menginap
Malamnya kami menginap di rumah penduduk, di rumah ibu kader. *duh lupa namanya cm inget muka aja dan bentuk rumahnya. yang pasti masakan ibu kader ini enak banget.. sambel dan lalapannya jg mantap banget deh. Sebelum tidur, gue dan Hira ngebahas kuisioner dan cara wawancara yang baik. berharap besok semuanya berjalan lancar.

Hari kedua di Desa Sukawening rutinitasnya sama yaitu masih wawancara. kali ini lebih santai dan gak nervous lg. selain itu jg sudah dapat arahan dari A biar kuisioner lebih rapih dan cara probing yang baik. Dan memang benar setelah tau permasalahan dan tau solusinya. kuisioner gue dan enum lainnya udah mulai rapih dan baik.


berpose depan rumah ibu kader
sebelum pindah ke desa malaka 
Hari Ketiga adalah hari terakhir menginap di Sukawening, jam 8 pagi kita sudah siap2 berangkat ke desa kedua. Desa ke dua - desa Malaka adalah desa yang penduduknya masih BABS (Non ODF), suasana masih gak enak... makin gak enak... mana spv kor. M.Enim sakit. jadi A harus gantiin si S ke M.Enim... wooow otomatis spv yg jutek jd kord Lembata... *sabar sabar* 

Memasuki wilayah Kecamatan Situraja,
Desa Malaka










Temen2 enum yg lain Hira dan Hetty jg pulang ke bekasi, karena minggu mereka harus brgkt ke M.Enim. huhu kebayang gak enaknya suasana kerjaan  gue  nanti.. x_x 
so, Hira dan Hetty hanya wawancara 5 warga lalu pulang. dan gue ditinggal di sumedang bareng Lina dan spv gue yang jutek huhu....

Awalnya agak ragu dan gak nyaman setelah tim yg lain pergi namun tenyata Di desa Malaka ini banyak pengalaman seru... karena masih byk warga yang BABS, jadi ada beberapa responden yang gue wawancara kondisi rumahnya ya begitulah... misal karena tidak ada wc dan perilaku BABS masih mendarah daging dalam keluarga salah satu warga di desa ini, mereka sudah terbiasa BAB atau BAK di teras atau dalam rumah (kondisi rumah adalah rumah panggung yg sudah agak rusak) jadi rumahnya amat sangat pesing dan bau.  namun disatu sisi ada jg nenek dengan usia 70 tahun tinggal bersama suaminya. namun pola hidup mereka sudah baik yaitu sudah memiliki wc sendiri dan tidak BABS.

Ada beberapa kejadian lucu di Malaka, terutama saat orang P*** datang. Dia bersikap orang kota masuk desa, gayanya tengil banget... nanya ada taksi di desa atau gak? ada mall tidak di desa?blg klo di desa santai aja gak perlu pake sepatu, gaya nya jg sok kota bgt. karena kejadian ini akhirnya si E yg awalnya serius lama2 mulai terbuka, senang cerita.. dan ternyata orangnya lumayan menyenangkan. 

Di desa ODF ini masih banyak memiliki cerita lucu dimana ketika Pak Camat meresmikan kecamatan ini ODF (STOP BABS), disatu sisi pembangunan wc diatas kolam ikan "panciringan' tetap ada dan tetap digunakan. Pak Camat meminta warga untuk merubuhkan namun mereka tidak mau, katanya jika  wc tsb dirubuhkan maka ikan kami makan apa? alhasil, ketika dirubuhkan. keesokan harinya panciringan itu sudah didirikan lagi oleh warga dan bertambah jumlahnya jadi 2.

ini yang disebut "panciringan" wc diatas kolam
Di desa Malaka ini, gue sama Lina dan spv gue gak menginap di rumah penduduk. karena kondisi tidak memungkinkan. meskipun ibu kader menawarkan untuk menginap tapi lebih baik menginap di rumah saudara spv gue aja. Dua hari di desa Malaka sedikit banyak memberikan pengalaman dan melatih skill wawancara, yang tadinya gue wawancara bisa setengah jam sekarang hanya 20-25 menit aja. dan kemampuan probing pendapatan pun sudah lebih baik.

Desa ketiga adalah Desa Cikondang, Desa berstatus Slippage. Kita dari kecamatan Situraja kembali lagi ke Kec. Ganeas. Disini gue sm Lina menginap 2 hari dirumah penduduk. kali ini menginap di rumah bapak juru ketik di kecamatan. so far, keluarga mereka sangat baik. masyarakat pun menerima kedatangan kami dengan baik.

Kalau untuk pengalaman wawancara sih gak ada bedanya sama dua desa sebelumnya, hanya saja disini ada warga yang begitu exited dengan kedatangan kita yaitu Ibu Nani, orangnya ceria sekali, kalau dia berbicara jarak radius 5 meter aja masih terdengar haha... ketika pertama bertemu dia heboh sekali seakan2 kita tamu agung x_x dan saat diwawancara agak kesulitan memprobing pendapatan karena dia sudah agak cukup tua. :( Di desa Cikondang ini pas kita izin pulang... ibu2nya benar2 heboh. mereka membawakan makanan khas sumedang. seperti opak dll.. katanya sih buat oleh2.. yang jelas makanan ini bikin bawaan jd makin banyak.

Desa terakhir adalah desa Cikadu, status desa ini adalah Slippage. (di Sumedang kita gak dpt desa dengan status ODF tanpa CLTS/STBM). Pengalaman disini gak jauh beda dengan sebelumnya. tapi medan disini agak berat. karena lokasi desa antara pegunungan... disini Lina menganggap gw lemah dan gak kuat jalan. jadi dia ambil alih untuk wawancara di medan yang berat. gue sih gak masalah secara kerjaan gw jadi lebih ringan ahaha (padahal spv gw minta gw wawancara di medan yg berat). 
Desa Cikadu diantara pegunungan
Di desa Cikadu ini, kita gak menginap karena spv gw harus melakukan FGD tingkat kabupaten. 

Yah sejauh ini banyak pelajaran yg gw ambil dari perjalanan gw selama di Sumedang...
1. dari mulai cara belajar wawancara, komunikasi dengan warga setempat, penyesuaian diri dengan warga setempat, penyesuaian dengan makanan mereka sampai cara bicara dan adat istiadat mereka.
2. penyesuaian dengan tim kerja dimana ada tiga karakter berbeda yang harus selalu berhubungan dan kerjasama dalam waktu dua minggu. dimana ketika kondisi lelah mengakibatkan sifat asli seseorang keluar dan mau gak mau kita harus menyesuaikan dengan mereka, karena kalo gak bisa2 timbul konflik. di satu sisi ada teman yang benar2 irit dan di satu sii ada tmn yg sgt loyal, mau gak mau gue harus menyesuaikan ke mereka berdua.
pemandangan di Desa Cikadu
3. cara berjuang hidup, menghargai yang namanya uang dan sikap kekeluargaan dari setia warga di desa yang gw datengin juga jadi pelajaran menarik. dimana hampir seluruh warga de yang gue datengin bermtapencaharian sebagai buruh tani. penghasian merka hanya 15.000 - 20.000 tidak setiap hari, seminggu mungkin hanya tiga kali mereka kerja. mereka benar2 berjuang hidup dengan apa yang ada di alam, mereka juga tidak malu untuk menari pekerjaan lain. disini dapat dilihat Allah mank sudah menakdirkan garis hidup setiap manusia dan setiap rejeki pun udah Allah tentukan. gak akan tertukar. rejeki tidak hanya bernilai materi atau uang saja. tp juga bisa dilihat dari hasil kebun atau panen. Sifat kekeluargaan dan saling tolong menolong juga sangat erat disini, setiap warga dekat dengan tetangga dan terkadang peduli jika mereka kesusahan. Hal ini jarang banget ditemuin di komplek perumahan di kota.
4. dari sekian wawancara gue lakukan ada beberapa responden yang menyelipkan cerita dan masa-masa sulit mereka, bahkan mereka sampai nangis menceritakan kondisi keuangan mereka ataupun ditinggal suami. crita ttg janda-janda tua yang masih harus berjuang hidup sendiri. semua itu benar2 membekas dalam ingetan gue..
5. kalau dari sisi ilmu yang gue dapet, gue banyak belajar dari spv gue mulai dari pendekatan ke warga, aparat desa dan pemerintahan, FGD sampai pelaporan.
6. tapi ada yang menarik dari semua itu, dimana saat ada warga desa *gue gak bia nyebutin desa mana* yang belum memiliki WC dan masih BABS/non ODF, mereka semua beralasan karena tidak punya uang dan ujung2nya minta bantuan pemerintah untuk subsidi pembangunan wc disetiap rumah ataupun pembanguan MCK umum. Yang paling menarik SPV gw ditawarkan jika dia mau jadi BUpati, kampanye nya bisa dilakukan dengan pembangunan WC Umum agar itu uang kampanye gak terbuang sia2. Hal ini terlihat masyarakat hanya menganggap aparat desa dekat dengan warganya jika hanya kampanye, setelah terpilih mereka kurang peduli dengan warganya.. untung gue dan tim bukan orang pemerintahan ya, kalo gak kesentil banget tuh sama kata-kata dari warga itu.

Selebihnya... Gue bener2 bersyukur atas semua pengalaman ini, dan berharap sisi positif yang gue dapet dari perjalanan ini bisa gue terapkan di kemudian hari. misal cara berjuang hidup di masa-masa sulit. :)
Perjalanan ini belum berhenti sampai sini... selanjutnya gue mau ke Lembata Nua Tenggara Timur. Apa yang bakal gue dapet disana ya?????

Bekasi,   14 Juli 2012
Jejak Petualang di Sumedang
#CatatanPerjalananLesti yang tertunda
Lesti Primandari Putri







No comments:

Post a Comment